Antara Sekolah Kanisius, Anies Baswedan dan Ananda Sukarlan
Hari ini di beberapa sosial media sangat ramai tentang pembahasan salah
seorang dari alumni sekolah Kanisius, yang namanya adalah Ananda Sukarlan, beliau ini adalah
alumni dari Kanisius dan mendapatkan penghargaan sebagai alumni yang
berprestasi.
Karna prestasinya
tersebut maka seluruh alumni Kanisius itu, mengadakan penghargaan dan pada saat itu acaranya mengundang
lah Gubernur DKI yang terpilih yaitu Pak Anies Rasyid Baswedan. Namun ada sesuatu yang tidak pantas di dalam acara
tersebut, yaitu Ketika
pak Anies Baswedan memberikan sambutan yang tentunya sambutannya adalah
mendukung terhadap kiprahnya Kolose Kanisius, dalam mencerdaskan Putra Bangsa Indonesia terutama yang tinggal
di Jakarta, namun salah
seorang alumni Kanisius ini yang bernama Ananda Sukarlan, dia keluar dari ruangan alias Workout pada saat Pak
Anies Baswedan sedang memberikan sambutannya, dan bukan hanya dia sendiri yang keluar ternyata diiringi oleh
banyak sekali alumni-alumni Kanisius di tempat itu yang ramai-ramai keluar juga mengikuti jejaknya Ananda Sukarlan. Hal ini dilakukan pada
saat Pak Anies Baswedan sedang menyampaikan pidatonya.
Namun
setelah Pak Anies Baswedan keluar atau selesai menyampaikan pidatonya, karena beliau tidak mengikuti
sampai dengan tuntas di Kanisius tersebut, ternyata Ananda masuk lagi ke dalam ruangan dan karena beliau
mendapatkan penghargaan, dari 5
orang alumni Kanisius yang berprestasi dia katanya terbaik dan juga berprestasi sebagai
komposer musik di dunia dan memberikan sambutan yang tentunya sambutannya tidak
sesuai dengan pendidikan yang pernah disandangnya
"Anda telah mengundang
seseorang dengan nilai-nilai serta integritas yang bertentangan dengan apa yang
telah diajarkan kepada kami. Walaupun Anda mungkin harus mengundangnya karena
jabatannya, tapi next time kita harus melihat juga orangnya," ujarnya saat
itu.
Ananda melanjutkan, "Ia (Anies Baswedan) mendapatkan
jabatannya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Kanisius. Ini
saya tidak ngomong politik, ini soal hati nurani dan nilai kemanusiaan."
lalu banyak orang yang memberikan komentar macam-macam dari mulai bahwa
Ananda ini adalah seorang pendukung fanatik dari Ahok atau Basuki Cahaya
Purnama yang kalah bertanding dalam kontestan gubernur tahun 2017 2022
Ketika melihat fenomena yang terjadi dan melihat video yang
menampilkan Bagaimana Pak Anies Baswedan memberikan
ceramahnya dan juga Ananda memberikan kritiknya terhadap panitia Kolose Kanisius
tersebut maka ramai-ramailah sosial media menjadi bising karena hal tersebut
dinilai tidak elok dan tidak wajar dilakukan oleh seseorang yang dinyatakan
sebagai orang yang berprestasi.
Dan bahwa ternyata IQ yang tinggi,
tidak akan sama dengan EQ
yang tinggi. Guru
saya Doktor Ary Ginanjar Agustian menyampaikan, di dalam hidup dan meraih kesuksesan
tidak cukup hanya bermodalkan IQ yang tinggi saja, tidak hanya cukup cerdas otaknya saja, namun juga harus memiliki EQ atau Emosional Question kecerdasan emosi. Apakah yang dinamakan dengan
kecerdasan emosi kecerdasan Emosi adalah yaitu orang yang mampu meraba dan ikut merasakan perasaan
orang lain di saat yang tepat dan di waktu yang tepat.
Mungkin,
Ananda ini sangat kecewa karena jagoannya yaitu Ahok atau Basuki Cahaya Purnama
kalah ketika bertanding sebagai calon gubernur Jakarta 2017-2022. Maka ini pun terbawa kepada kehidupannya sehari-hari, bahwa apapun yang dilakukan
dan disampaikan oleh
Anies Rasyid Baswedan itu adalah salah dan siapapun yang mendukung Anies Baswedan mereka adalah salah
Menurut informasi terakhir, bahwa banyak grup yang mem-bully
kepala sekolah kolose Kanisius tersebut yang menyelenggarakan acara penghargaan
kepada Ananda, dan
kepada alumni-alumni kanisius
semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua bagaimana IQ
saja tidak cukup, dalam
kehidupan sehari-hari kita perlu juga EQ kecerdasan emosional untuk meraih kesuksesan hidup.
Post a Comment for "Antara Sekolah Kanisius, Anies Baswedan dan Ananda Sukarlan"
Silahkan memberikan komentar yang baik, semoga sukses selalu untuk anda, Terima Kasih.