Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Praktek Kekuatan ESQ

kisah-kisah sukses para pebisnis kelas dunia memerlihatkan suatu kesamaan : terasahnya kecerdasan spiritual menjadi sumber kekuatan luar biasa penggerak bisnis mereka. Perlu ditekankan di sini bahwa spiritualitas, sebagaimana diperkenalkan dalam pelatihan Emotional Spiritual Quotient (ESQ) 165 Ary Ginanjar, tidak mesti berkaitan langsung dengan agama. Kecerdasan spiritual itu dipandang sebagai potensi yang secara universal dimiliki oleh setiap manusia.

kisah Infosys Technologies yang dibangun Narayana Murthy bersama enam rekannya, dari modal uang tabungan 10.000 rupee (US$ 250) pada 1981 menjadi imperium bisnis berpendapatan US$ 3 miliar (2007). Ini tidak akan terjadi andai pada musim dingin 1990 mereka takluk dalam suramnya iklim bisnis, lalu puas dengan tawaran pembeli sekitar US$ 1 juta. Murthy berhasil meyakinkan rekan-rekannya bahwa bisnis mereka bernilai lebih dari sekadar uang. Sikap saling percaya dan kerja sama yang mereka bangun dalam satu visi yang sangat kuat adalah bentuk aktualisasi dan ajang untuk menghasilkan karya yang tidak hanya untuk dinikmati sendiri, tapi juga oleh sesama. Itu sebabnya, Murthy dan kawan-kawan peduli pada kepentingan 75.000 karyawan, memberi mereka hak membeli saham (stock option).

Kerja keras Lee Byung-chul dalam membesarkan gurita bisnis Samsung Group pun mengajarkan tentang kemenangan suara hati. Lee, yang wafat pada 19 November 1987, tidak semata-mata mewariskan perusahaan raksasa global di bidang elektronik dan semikonduktor, melainkan juga (yang lebih penting) kultur korporat yang tahan segala cuaca. Menurut presiden dan Ceo Samsung Electronics, Dr. Hwang Chang-gyu, Lee mewariskan filosofi yang menekankan inovasi sebagai nyawa perusahaan. Ketika satu tujuan tercapai, itu berarti awal menetapkan tujuan baru. Orang-orang Samsung diibaratkannya seperti kaum nomad, yang terus mengembara mencari temuan-temuan baru. Semua itu membutuhkan visi yang kuat, pengabdian (tanggung jawab) pada misi, kedisiplinan, kerapihan kerja sama, dan seterusnya.

Imperium otomotif legendaris Jepang, Honda, tumbuh dengan filosofi Soichiro Honda, seorang pebisnis yang merangkak dari bawah, melalui badai demi badai kegagalan. Menghormati individu dan Tiga Kebahagiaan, demikian rumusan filofosi yang diuraikan dalam misi dan visi korporat Honda Motor Company. Menghormati Individu berarti yakin akan kemampuan unik manusia, dan menentukan hubungan perusahaan dengan rekanan, pelanggan, penyalur dan masyarakat. Honda meyakini bahwa setiap orang yang terlibat dalam proses pembelian, penjualan atau menciptakan produk harus menerima perasaan bahagia dari pengalaman. Tiga kebahagiaan yang dimaksud itu adalah, kebahagiaan memproduksi, kebahagiaan menjual, dan kebahagiaan membeli. Itu artinya, kebahagiaan yang diharapkan ada pada diri setiap orang Honda bukan semata-mata merasakan kebahagiaan mendapatkan sesuatu, tapi juga (dan yang terpenting) kebahagiaan memberikan sesuatu yang terbaik.

Post a Comment for "Kisah Praktek Kekuatan ESQ"