Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bagaimana Mendidik Anak Dalam Keluarga

Inilah Tata Cara Bagaimana Mendidik Anak Dalam Keluarga Islam

Hari kemarin Jumat 3 Maret 2017, saya melaksanakan sholat jumat di menara 165, itutuh gedung yang tinggi di jalant TB Simatupang yang di atasnya ada tulisan lafadz Allah, kalo temen-temen pernah lewat JORR pasti pernah melihatnya, yang kalo malam hari cahaya lafadz Allahnya bersinar keemasan.

Namun bukan gedung Menara 165 tempat saya berkerja yang ingin saya ceritakan disini, saya akan berbagi tentang isi dari khutbah jumat yang begitu menyentak bagi saya.

Saya lupa lagi siapa penceramahnya, karena penceramah ngak sempat memperkenalkan diri, ya memang dimana-mana ceramah khutbah jumat sudah terstruktur ada rukun dan ada syaratnya dan jarang memperkenalkan diri disana, misalkan "Saya Khatib yang bernama Fulan bin Fulan berwasiat 
kepada kita semua untuk melaksanakan taqwa kepada Allah", itu hanya bercanda saja.

Kita kembali ke topik utama kita saat ini, yaitu tentang isi khutbah jumatnya sang Khatib Jumat, beliau mengawali dengan sebuah cerita seorang ayah yang ingin memberikan pendidikan yang terbaik untuk anaknya agar anaknya tersebut menjadi sukses, Sang Ayah banting tulang dengan sekuat tenaga, istilah kerennya, kepala jadi kaki dan kaki jadi kepala ( jangan dibayangkan bagaimana jadinya yaa...) demi untuk membayar biaya pendidikan anaknya, sehinggapun anaknya dapat sekolah di SMA Islam terbaik di Jakarta yaitu SMA Al-Azhar.

Namun tidak cukup hanya SMA saja untuk sukses, maka harus melanjutkan ke jenjang lebih tinggi yaitu perkuliahan di kampus yang paling ternama, Sang Bapak yang sangat berobsesi menjadikan anaknya sukses ini, tidak memilih kampus di Jakarta, ataupun kampus terkenal di Indonesia lainnya, namun Sang Ayah memilih kampus yang terbaik di Jerman, ya betul Ayah ini mengirimkan anaknya untuk kuliah di Jerman di negara yang teknologi dan pendidikannya sangat tinggi.
Bagaimana Mendidik Anak Dalam Islam


Dengan penuh bangga Sang Ayah setiap hari masih tetap bekerja demi untuk membiayai perkuliahan anaknya di Jerman tersebut, akhirnya setelah lama tidak mendapatkan kabar dari anaknya, sang anak akhirnya menghubungi ayahnya melalui telpon dan mengatakan bahwa dia baik-baik saja di Jerman dan ada satu hal yang penting daripada kabar keberadaan anaknya tersebut, Sang Anak mengatakan bahwa saat ini selama dia tinggal di Jerman akhirnya dia meyakini bahwa Tuhan itu tidak ada dan dia memilih menjadi Atheis.

Karena dia meyakini bahwa dengan ilmu pengetahuan bahwa segala sesuatu yang tersebunyi bisa nampak, dan Tuhan tidak memiliki peran apapun didalam kehidupan manusia, karena sudah terwakili oleh ilmu pengatahuan dan teknologi.

Post a Comment for "Bagaimana Mendidik Anak Dalam Keluarga "