Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pertemuan Dengan Guru Di Manonjaya

Beberapa tahun yang lalu, tepatnya dari mulai tahun 1997 sampai dengan tahun 2001, saya pernah belajar dengan serius di sebuah Pondok Pesantren di Priangan Timur, tepatnya di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Manonjaya Tasikmalaya.

Setelah Lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan Al Ianah di Cianjur, yang waktu itu di kenal dengan nama Stekmal, atau bahasa kerennya kami sebagai alumni Stekmal menyebutnya sebagai 2SK, yaitu kepanjangan dari Jalan Surya Kencana Nomor 2. Di Daerah Pamoyanan Cianjur, saya memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, meskipun pada saat itu dapat undangan untuk mengikuti pendidikan di sebuah kampus komputer di Bandung dan Bogor, tapi saya memilih untuk menuntut ilmu di Pesantren.

Waktu berjalan selama 4 tahun saya tidak tamat menimba Ilmu Agama di Pesantren Miftahul Huda ini, karena akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan formal di sebuah kampus Islam di Cianjur yang bernama STAI Al-Ianah. Yaitu sebuah perguruan tinggi Islam yang didirikan oleh pejuang kemerdekaan asli dari Cianjur yang bernama KH Abdullah Bin Nuh. 

Ketika memasuki pendidikan perkuliahan di STAIS Al-Ianah ini, sangat-sangat membantu sekali dalam memahami pelajaran agama di kampus ini, karena telah memiliki bekal di Pesantren Miftahul Huda Manonjaya tersebut.

Shilaturahmi dengan Pesantren pun tidaklah putus, karena biasanya setiap tahun, tepatnya tanggal 1 Muharram, seluruh alumni Pondok Pesantren Miftahul Huda akan berkumpul bersama, untuk saling bershilaturahmi dan saling menumpahkan kerinduan kepada guru dan teman-teman selama di Pesantren ini.

Karena jenjang pendidikan di Pesantren Manonjaya ini adalah 11 tahun di bagi menjadi 4 jenjang :
1. Kelas Ibtida selama 3 tahun
2. Kelas Tsanawy selama 3 tahun
3. Kelas Ma'had Aly selama 3 tahun dan
4. Kelas Pengabdian selama 2 tahun atau lebih.

Biasanya sebelum selesai jenjang pendidikan selama 11 tahun ini banyak yang keluar dengan berbagai alasan, salah satunya adalah saya sendiri karena ingin melanjutkan pendidikan di bangku perkuliahan, namun ada juga yang tidak selesai pendidikan di Pesantren Miftahul Huda karena telah di minta oleh masyarakat untuk segera mengabdikan ilmunya di beberapa tempat.

Namun meskipun begitu, tetap pada tanggal 1 Muharram setiap tahunnya seluruh alumni Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya akan berkumpul bersama untuk mendapatkan tausiyah dari pimpinan umum Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya dan juga beberapa guru-guru yang lainya, yang biasa di sebut sebagai Dewan Kyai.

Nah pada momen acara alumnian ini, saya kembali di pertemukan dengan ketua kamar, atau kami biasa menyebutnya sebagai RC ( Room Coordinator ) waktu saya nyantren di Kamar Salman 47 atau asrama K nomor 6.

Beliau ini bernama Kang Asep Sarifuddin. beliau asli Subang, saya banyak belajar sama beliau mengenai banyak hal, dari mulai ngaji kitab sampai dengan cara ceramah dan deklamasi serta puisi, karena beliau ini paling jago menulis puisi dan membacakannya, sampai-sampai kalau setiap acara santri di pesantren, beliau selalu menyumbangkan puisinya yang keren abis.

Post a Comment for "Pertemuan Dengan Guru Di Manonjaya"